Langsung ke konten utama

Mantra Magis Para Penulis






Assalamu’alaikum Wr.Wb..
Hai writers, apa kabar tulisanmu hari ini? Selancar kereta api atau semacet kendaraan dijakarta? Bagaimanapun keadaannya, jangan berhenti menulis hanya karena kehabisan ide-ide cerita ya..Sekarang sudah bukan jamannya bingung mencari trik-trik menulis lho, karena ada sebuah kitab yang akan menyihir tulisanmu jadi sebaik Andrea Hirata.. 👧
Langsung saja kita bedah kitab penyihir aksaranya ya writers...



                                                  Kitab Penyihir Aksara
        Penulis : Brili Agung



                




Kapan terakhir kali kamu membaca tulisan yang mampu menggetarkan dan memaku pembacanya? Jika kamu masih ingat, apakah kamu masih mau tulisanmu mempunyai efek yang sama?
Apa?!😨 Hati kecilmu masih berkata.
“Saya tidak percaya diri untuk mempublikasikan tulisan saya”
“Saya tidak punya bakat menulis”
“Teman-teman saya bilang tulisan saya jelek”
“Saya tidak kreatif, buktinya setiap mau nulis selalu di awali dengan kata ‘pada suatu hari’ ”
Bebaskan jemarimu menari, tuangkan apa yang selama ini bergelora dipikiranmu. Siapapun kamu, apapun latar belakangmu, percaya deh, kamu dapat menulis dan menerbitkan sebuah karya. Paling tidak, satu karya selama masa hidupmu.

“Tapi saya tidak tahu mau mulai dari mana. Saya tidak tahu tekniknya”

Memang, semua yang kamu butuhkan untuk jadi penulis yang mempunyai karakter kuat ada di buku ini. Namun, tanpa bantuan sebuah tekad yang kuat dari dalam hatimu, semua mantra dalam buku ini hanya sebatas ilmu pengetahuan belaka. Apa guna buku mantra dan tongkat sihir, tanpa penyihir yang yakin dan penuh percaya diri? Saat ini, kamu lah penyihir itu. Kamulah yang akan membuat buku ini hidup. Hidup di karya-karya bestseller kamu selanjutnya.
Jadi jawab pertanyaan berikut dengan lantang “APAKAH KAMU SIAP MENJADI PENYIHIR AKSARA??”
Jangan pernah takut jelek! Menulislah tanpa memikirkan benar atau salah. Menulislah untuk meredam gejolak jiwamu. Hanya itu tujuannya. Siapa tahu, setelah beberapa waktu, terpikir olehmu untuk menawarkan tulisanmu ke penerbit. Jika penerbit menerima naskahmu, bukankah itu menyenangkan? Jika tidak menulislah lagi. Semakin sering menulis, semakin kamu terlatih. Seperti pisau. Semakin di asah semakin tajam.



 



Kondisi mental orang-orang yang terbiasa mengekspresikan emosi atau unek-uneknya melalui menulis itu lebih stabil dibandingkan dengan orang-orang yang tidak biasa menulis. Jadi, dengan menulis sebuah buku, hormon-hormon didalam tubuhmu akan bekerja mengurangi stress yang negatif. Menulis adalah sarana untuk mencapai kebahagiaan. Mereduksi stress dan membuat wajahmu lebih cerah



Ketika kita menulis suatu pengetahuan atau kebaikan, kita tak pernah tahu ada berapa orang diluar sana yang diam-diam tersenyum, menangis, atau terinspirasi. Setitik ilmu yang mungkin kita anggap biasa saja, mampu membuat perubahan besar bagi orang-orang diluar sana. Lalu dengan apa mereka membalas kita? Apalagi yang lebih berharga selain do’a yang tulus? Semakin kita dibanjiri do’a, semakin kaya hati kita. Kita tidak pernah tahu, do’a siapa yang akan dikabulkan. Namun, semakin banyak do’a yang dikumandangkan, semakin besar pula peluang untuk dikabulkan.

 
Seorang Penulis yang Baik, Pastilah Pembaca yang Baik
Dengan menjadi penulis, mau tidak mau kamu dipaksa harus membaca banyak tulisan dan buku. Itulah yang membuat dirimu menjadi seorang yang kaya imajinasi. Memang analogi saat kita membaca itu kita sedang menuang ilmu dalam kepala kita itu benar. Semakin banyak membaca, akhirnya tumpah juga kedalam tulisan. Semakin menulis, akibatnya semakin haus. Semakin gila lah membaca. Orang yang kaya imajinasi takkan pernah kehabisan ide dan sumber daya untuk melahirkan peluang baru. Dan menulis otomatis menjadikan kita sebagai orang yang kaya imajinasi.
Rahasia seorang penulis mendapatkan uangnya :
1.      Jika kamu menulis buku yang diterbitkan major publisher. 
Major Publisher adalah penerbit besar yang bukunya sudah bertengger di toko buku nasional. Sebut saja penerbit Gramedia, Mizan, Gagas Media, Agromedia, dll
Untuk menerbitkan karyamu dipenerbit tersebut, memang perlu usaha ekstra. Karena kamu tidak perlu membayar sepeserpun dalam proses penerbitan dan pendistribusian bukumu. Mereka memiliki sistem seleksi yang ketat terhadap naskah. Naskah yang masuk akan diseleksi secara seksama. Major Publisher menelaah dari sudut pandang bisnis dan investasi. Ibaratnya mereka adalah investor yang siap untung dan rugi karena menerbitkan bukumu.
2.      Jika kamu menulis buku yang diterbitkan melalui Self-Publishing.
Berbeda dengan Major Publisher, menerbitkan buku melalui Self-Publishing tidak perlu seleksi. Sudah pasti terbit tanpa proses yang berbelit-belit. Asik? Pastinya..
Sebab, pada Self-Publishing kamu yang harus membiayai sendiri proses penerbitannya. Mulai dari desain, tata letak, dan percetakan. Banyak sekali Self-Publisher sekarang ini. Bebebrapa yang tenar yaitu Delta, Saputra, Nulisbuku, Gramediana, dsb.
Selain itu, tanggungjawab penjualan sepenuhnya juga ada ditanganmu. Kamu yang mendistribusikan sekaligus memastikan stok bukumu habis terjual. Wah kelihatannya agak repot. Tidak sampai kamu tahu hitung-hitungan dari proyeksi labanya.
3.      Jika dari CO-Writer And Ghost Writing Project
Secara umum, keduanya memiliki job desc yang sama, yaitu menuliskan buku orang lain. Namun, CO-Writer memiliki hak untuk mencantumkan namanya dalam buku yang di tulis sebagai  CO-Writer.  Gosh Writer, untuk kepentingan klien, nama penulis sepenuhnya hak dari klien. Ghost writer tidak boleh mempublikasikan kepada khalayak bahwa ia yang menuliskan buku kliennya.


Asah Otakmu dimana saja, kapan saja!
                Jika kamu pernah merasakan momen ketika idemu menjadi kering dan tak tahu harus menulis apa dan mulai dari mana. Membaca adalah solusinya!. Menurut Ismail Marahimin, sastrawan, penulis Dan Perang Pun Usai, membaca bagi penulis ibarat tenaga dalam bagi seorang pendekar. Banyak membaca akan membuat kita menjadi seorang well-rounded man, seorang yang serba tahu. Dan itu mutlak dibutuhkan oleh seorang penulis. Menulis adalah proses memberi atau menuangkan. Apa yang akan kita tuang jika kita tidak memiliki apa-apa untuk dituang?.

Asah Tongkat Dimana Saja Kapan Saja
Penyihir akrab dengan tongkatnya. Sebuah senjata yang kemana pun ia bawa.Tongkat pada penyihir aksara adalah peralatan menulisnya. Berikut daftar tongkat bagi para penyihir aksra.
1.      Ballpoint
2.      Buku kecil
3.      Gawai (gadget)

Ketiga tongkat itu harus kamu bawa kemanapun kamu pergi, selalu stand by di tasmu. Coba kita bayangkan sebuah kejadian berikut, yang jamak terjadi.

Kamu sedang berkendara. Ketika berhenti di lampu merah, tiba-tiba ada sebuah ide berkelebat dikepalamu. Tanpa diundang, itu hinggap begitu saja. Namun, saat berada dikondisi yang ideal untuk menulis dan ingin menuliskan ide tadi, kamu tiba-tiba tak tahu kemana rimbanya. Hal tersebut tidak akan terjadi bila kamu siapkan tongkatmu di mana pun dan kapanpun.

Menentang Kesempurnaan 
                 Cuma niat. Itu dahulu! 
Setiap penulis sehebat apapun dia, tidak pernah hanya ongkang-ongkang kaki diteras rumahnya, menunggu didatangi ide luar biasa. Ia tetap harus memancing datangnya gagasan itu, menagkap, dan mengembangkannya. Menulis apasaja ketika sedang tidak punya ide sebenarnya adalah salah satu cara untuk memancing datangnya ide. Prinsip penulis itu harus tetap berjalan dalam kondisi apapun. Mengapa harus berhenti menulis hanya karena sedang puyeng atau terkena masalah?Mengapa berhenti menulis hanya karena sedang tidak punya ide? 
Seburuk apapun mood mereka, mereka harus tetap menjalankan tugasnya! Oleh sebab itu, yang diperlukan sesungguhnya hanya action. Oke?
                  Satu, dua, tiga, menulis sekarang juga!!Menulislah sejelek mngkin. Artinya menentang kesempurnaan. Namun ingat! Segala sesuatu, sejelek apapun itu lebih baik dari pada tidak sama sekali. Ya. Dengan draft yang jelek, kita punya kesempatan menyulapnya menjadi lebih baik.             
      
 “Tapi kan aku ingin tulisanku bagus biar bisa dinikmati banyak orang”                                                                                                                                                            
              Sungguh itu niat semulia-mulianya niat. Justru itu esensi menulis sesungguhnya dari menulis. Mendekatkan sedekat mungkin karya kita pada pembaca. Dan ingat semua ada prosesnya. Tidak ada tulisan yang sempurna tanpa melewati proses terlebih dahulu. Menulis jelek dan menentang kesempurnaan membuatmu terhindar dari rasa tegang yag tidak penting. Terbebas dari beban-beban ekspetasi yang menyumpal benakmu. Beban itulah yang membuatmu tersendat hingga ujungnya nihil hasil. Relaks dan jadikan dirimu lebih enteng dalam mengayunkan tongkatmu.

Menikahi Bahasa
         Menulis tidak dapat diceraikan dengan linguistik karena termasuk salah satu bentuk kecerdasan linguistik. Meskipun demikian, akhir-akhir ini banyak pakar yang berpendapat bahwa menulis ternyata melibatkan semua tipe kecerdasan manusia. Menurut Gorys Keraf “Semakin banyak kata yang dikuasai seseorang, semakin banyak pula ide atau gagasan yang dikuasainya dan yang sanggup diungkapkannya”.
              Dengan keluasan kosakata yang dimiliki itu pula, seseorang dapat lancar berkomunikasi. Oleh sebab itu paling tidak, penulis harus rajin-rajin membuka kamus dan senantiasa mengikuti perkembangan bahasa. Jika kita kebetulan mengambil segmen remaja, tentu saja kita harus menyesuaikan beberapa jargon dan bahasa mereka. Tujuannya tentu saja agar semakin mendekatkan kita pada pembaca buku kita. Apalagi jika kamu ingin menjadi seorang penulis fiksi. Adakalanya, kamu harus memenuhi tuntutan kearifan lokal, terutama jika cerita kamu berlatar belakang daerah tertentu. Walaupun tidak harus secara khusus mengambil kursus bahasa setempat, paling tidak, kamu mengerti sepatah dua patah kalimat bahasa daerah itu. Percayalah, itu akan sangat membantu mengembangkan karyamu.
            Saya sendiri merasa gagal jika dalam satu kalimat terdapat dua kata yang sama atau berulang. Solusinya adalah saya harus mencari padanan kata untuk salah satunya. Dua kata dalam satu kalimat merupakan kemubadziran dan penanda ceteknya bank kosakata yang kita miliki. Untuk itu, kapanpun saya menulis, ada beberapa website yang selalu saya buka antara lain :
1.      http ://kbbi.kemendikbud/---> kamus online bahasa Indonesia versi 5
2.     http://tesaurus.kemendikbud.go.id/-----> Situs pencari padanan kata
3.      www.rimakata.com------> Mencari kata-kata yang berima.

Berapapun usiamu, dekatkan dirimu dengan pembacamu melalui bahasa. Salah satu tugas penyihir aksara adalah melestarikan bahasa persatuan kita: Indonesia.


Biarkan Dunia Tahu (Online) 
             Media sosial, sudah mengubah banyak sekali tatanan interaksi sosial saat ini. Efek domino pun terjadi. Disinilah penyihir aksara baru memiliki kesempatan. Kesempatan untuk membuat dunia tahu tulisannya. Siapa yang tidak kenal Raditya Dika? Sosok fakir asmara yang begitu fenomenal menghantui jagad media sosial itu pun mengawali karir penulisannya dengan jalan serupa. Bagi calon, atau kamu yang sudah menjadi penulis, menulis diranah maya adalah suatu keharusan. Membangun kedekatan emosi dengan pembaca menjadi poin paling penting.
                Jika saya rajin menulis onlline, saya yakin kamu pun bisa. Apalagi sekarang banyak aplikasi yang sangat suport kegiatan menulismu. Kenal Wattpad dan Storial? Saat ini banyak penerbit yang berburu karya di apliksi tersebut. Salah satu yang paling venomenal adalah novel Dear Nathan yang menjadi novel Best Seller di toko buku karena sebelumnya hits di Wattpad. Satu prinsip yang pasti ketika kita ingin mendapatkan hasil maksimal saat menulis di blog atau media online.


“Menulis Untuk Manusia, Bukan Untuk Mesin Pencari”


Serap Energi Manusia
             Seorang penyihir aksara bukan sosok yang kaku dan tertutup. Ia adalah sosok yang selalu terbuka. Kata Rhenald Kasali, seorang manager harus memiliki kadar OCEAN
O : Open to Experience (Keterbukaan pemikiran, terutama untuk hal-hal baru)
C : Conscientousness (Keterbukaan hati dan telinga)
E : Extroversion (Keterbukaan diri terhadap orang lain)
A : Agreeablesess (Keterbukaan terhadap kesempatan)
N : Neuroticism (Keterbukaan terhadap tekanan-tekanan)
Dan, seorang penyihir aksara juga seorang manajer. Penyihir Aksara mengolah kata-kata, mengelola emosi pembaca, dan mengelola ilmu hingga terbentuk susunan kata yang sistematis. Salah satu cara membuat kita terbuka adalah kesenangan untuk berdiskusi dan berinteraksi dengan orang lain. Senang berdiskusi akan membantu kita melihat dari berbagai sudut pandang pemikiran alias tidak berkutat pada subjektivitas yang pekat. Seorang penulis, menurut saya harus memiliki hal tersebut. Subjektivitas sering membuat kita tidak berempati kepada orang lain padahal banyak penulis besar yang karyanya meledak karena tulisannya merupakan refleksi empati terhadap seseorang atau terhadap suatu keadaan.
“Apa boleh mengambil ide orang lain? Nanti dituduh tidak orisinil lagi”
Sesungguhnya tidak ada yang orisinil lagi didunia ini. Semuanya hanya pengembangan atau pembuatan ulang dari ide yang sudah ada. Tidak percaya? Coba cek apa persamaan dari tiga film ini.
Ø  Titanic
Ø  Romeo Juliet
Ø  Twilight
Ya. Betul sekali! Kisah cinta antara dua orang yang berbeda dengan segenap konfliknya. Yang membedakan tiga film itu adalah tokoh, setting, dan gimmic-nya. Kesimpulan ceritanya? Sama. Tapi apakah belakangan yang muncul disebut plagiat? Tidak! Justru diapresiasi karena kretaivitas pengembangan idenya. Sepintar-pintarnya seseorang mengeluarkan gagasan, jika tidak diabadikan, maka sama seperti orang biasa.
Jika datang suatu masa ketika kamu betul-betul buntu. Hanya untuk mengawali tulisan kamu dengan satu kalimat pertam saja, kamu masih merasa belum mampu, saya dapat tunjukan bagaimana solusinya. Sebuah solusi yang bisa siapa saja mempraktekannya.
Pakai kalimat pertama yang ditulis penullis lain. Berikut langkahnya :
Ø  Ambil beberapa buku yang selama ini kamu sukai atau penulisnya kamu kagumi. Penulis yang baik selalu memikirkan kalimat pertamanya dengan seksama
Ø  Baca dan perhatikan kalimat pertama yang menarik perhatianmu. Tulis ulang pada catatanmu. Buat daftarnya lebih dari satu sebaik-baiknya, jika perlu.
Ø  Setelah selesai, tutup buku atau novel yang kamu pakai. Letakkan dan kembali fokus pada tulisanmu.
Ø  Pilih satu kalimat pertama yang sudah kamu tulis ulang. Lalu lanjutkan kalimat itu sesuai versimu sendiri. Tulis sepanjang yang kamu mampu.
Ø  See? Kamu sudah berhasil mengembangkan tulisanmu sendiri dengan meminjam kalimat pertama penulis lain.
Ø  Hapus kalimat pertama penulis lain, dan ganti dengan versimu sendiri.
Ø  Simpan daftar kalimat pertama yang sudah kamu tulis, dan gunakan itu sewaktu-waktu kamu butuh rangsangan lagi.

Hal itu membuktikan bahwa setiap orang memiliki dunia yang berbeda. Meminjam kalimat pertama penulis lain hanyalah sarana untuk memancing dunia itu agar lebih mudah dituangkan dalam tulisan. Kalimat pertama yang kuat akan menentukan kuatnya sihir pada aksara-aksara selanjutnya dan tulisanmu.

Mengubah Tulisan Menjadi Buku Dengan Tiga Ramuan
@ Premis
            Premis menyelamatkan kita dari menulis percuma. Premis berasal dari kata promise, yaitu sebuah janji. Janji apa yang ingin penulis berikan kepada pembaca. Premis adalah intisari cerita/pembahasan dalam satu kalimat saja. Lalu bagaimana cara membuatnya?
Premis non fiksi=Jenis Naskah + Tujuan+Hasil

Ket : Jenis naskah, adalah apa jenis naskah non fiksimu. Tutorial, kumpulan kisah, atau kumpulan cerita. Sedangkan tujuan, adalah untuk apa dan siapakah bukumu. 

Premis Fiksi=Karakter Utama + Tujuan +Halangan

 Ket : Karakter utama, adalah siapa karakter utama dalam naskahmu.  Bisa general, tapi jangan terlalu general. Mislanya lelaki atau perempuan, siswa SMA atau lainnya. Sedangkan tujuan, adalah apa tujuan karater utamamu. Apa impiannya atau kekurangan yang ingin diperbaiki. Tujuan yaitu tentang goals si karakter utama di akhir cerita. Kemudian halangan, adalah sesuatu yang menghambat si karakter utama. Apa yang menjadi penghalang utamanya dalam mencapai tujuan.

@ Mindmapping
     Aturan dalam membuat mindmap adalah : “Jangan Batasi Apa yang Muncul Untuk Ditulis Sebagai Pengembangan Mindmap” Tulis! Jangan pikirkan dulu nyambung atau nggak-nya. Lupakan dahulu urutan-urutannya. Bebas dan tulis.Untuk membantumu, gunakan 5W + IH : WHY, WHAT, WHEN, WHERE, WHO, dan HOW.
Mulai Mindmap-mu dari pusatnya, yaitu premis. Yap, jadikan premismu sebagai INTI dari mindmap mu. Saya gunakan https://www.mindmap.com/  
untuk membuat mindmap. Gratis dan mudah.


@ Outline
Ø    Outline Non-Fiksi
        Bagi saya, membuat outline non-fiksi jauh lebih mudah daripada membuat outline fiksi. Namun, outline Non-Fiksi memiliki banyak variasi.Ada tiga ramuan penting dalam membuat outline non-fiksi, yaitu WHY, WHAT, dan HOW. Ketiganya memiliki urutan yang pasti.

1.      WHY Ini adalah bagian diawal naskah. Bagian yang kadang orang sepelekan sehingga kadang langsung melompat ke bagian WHAT. Dari segi arti, WHY secara harfiah adalah “mengapa” dan memang bagian why itu membahas tentang. 

Mengapa tulisan ini penting saya tulis? Dan Mengapa tulisan ini penting untuk dibaca?

2.      WHAT membahas tentang “apa” segala sesuatu yang berhubungan dengan Definisi, Prinsip, dan Sejarah.

3.      HOW TO adalah ramuan pamungkas. Jika dibagian WHY kamu memberikan pembaca kegelisahan, dibagian HOW TO kamu berikan pembaca obatnya.  Bagian HOW TO membahas tentang BAGAIMANA CARANYA?
 Kamu bisa pakai rumus SAH. Adalah sebuah singkatan Situasi Aksi Hasil. SAH adalah komponen utama sebuah cerita. Jika kamu menuliskan sebuah cerita dengan rumus ini, saya bisa pastkan ceritamu pasti menarik dan lengkap. Ingat! Cerita non fiksi fokusnya pada hikmah cerita. Harus tuntas agar bisa diambil hikmahnya oleh pembaca.


Ø  Outline Fiksi
            Kesalahan yang seringkali dilakukan oleh penulis pemula adalah untuk langsung menulis tanpa membuat outline alur ceritanya. Mereka merasa bisa menulis novel atau skenario film hanya karena sudah tahu premis ceritanya. Lantas, yang terjadi justru begini. Mereka menulis dan menulis hingga sampai ditengah cerita kebingungan, lalu akhirnya membuat permis baru, langsung menulis cerita baru, dan hal yang sama terulang kembali. Begitu terus berkali-kali.
Dalam dunia kepenulisan, kami menamakan hal tersebut menjadi ACT 1: introduksi, ACT 2: aksi, ACT 3: konklusi.

Berikut penjelasannya.
ACT 1 : Dalam babak pertama kita akan banyak melakukan introduksi atau memperkenalkan. Kita akan memperkenalkan karakter. Kita akan mengenalkan problem karakter. Kita akan memperkenalkan kehidupan karakter, cinta yang dimiliki, dan lain-lain.
ACT 2 : Isi babak kedua adalah aksi yang terjadi, kegiatan yang karakter utama lakukan untuk mencapai tujuannya. Babak ini memakan banyak bagian dalam cerita dan bagian cerita yang paling gemuk. Didalam babak ini, karakter utama dibantu dengan karakter lainnya akan mencoba untuk membantu mengatasi problemnya.
ACT 3 : Isi dari babak ini adalah konklusi. Dibabak ini, kita akan tahu apakah karakter utama bisa mencapai tujuannya (good ending) atau gagal dalam meraih tujuannya (bad ending). Dalam ending yang ideal, karakter utama akan memilih apa yang ia butuh, bukan yang ia mau.


Membuat Tulisan Bernafas, Berbicara, dan Jalan-jalan. 
Membuat tulisan menjadi lebih bernyawa, itulah salah satu tugas Penyihir aksara. Lebih dari sekedar bernyawa, tulisan yang disihirnya pun mampu bernapas, bicara, dan jalan-jalan dibenak pembaca. Dan inilah cara untuk membantumu menyempurnakan, mengasah, dan menyihir tulisanmu. Gunakan perangkat ini :
Dinegara lain, ini disebut thesaurus. Sebuah kamus dan direktori sinonim sebuah kata. Ini adalah alat paling ampuh untuk membuat kalimatmu semakin efektif dan tidak membosankan. Ingat, sebuah kalimat dinyatakan tidak seksi ketika ada dua kata yang sama persis dalam kalimat tersebut. Solusinya? Agar kalimatnya tidak berubah, kita bisa manfaatnkan sinonim kata untuk membantu kita mencari padanan kata lainnya. So, kalimatmu tidak akan terdengar “boring” atau “miskin”.  
Gunakan kutipan atau quote. Kutipan itu menarik secara visual. Pembaca, ingin melihat kutipan dalam tulisanmu. Mereka menginginkan dialog karena dialog hidup itu hidup. Menggunakan kutipan merupakan salah satu cara untuk memasukkan dialog (atau sesuatu yang mirip dialog) ketulisanmu.
Ada tiga rahasia ketika kamu mencari sebuah kutipan yang seksi.
1.      Pendek (isi kalimatnya ringkas, tetapi padat)
2.      Relevan (Berkaitan dengan maksudmu)
3.      Dibuat oleh orang yang dikenal kebanyakan pembaca (seleberitas, motivator, pengusaha, atau tokoh, seperti Frank Sinatra atau Pramoedya Ananta Toer).


Membuat Judul Yang Menyihir
                        Kamu pasti membutuhkan setidaknya satu judul utama pada bukumu. Tapi, kamu juga akan membutuhkan judul-judul disepanjang isi tulisanmu. Sub judul turut menyampaikan pesan, mempertahankan perhatian pembaca, dan terus menyihir pembaca. Bisa dari setting. Berarti tempat atau waktu. Konflik utama dalam cerita juga menjadi sesuatu yang menarik untuk ditonjolkan. Konflik ini bisa berupa tragedi atau masalah besar.Atau mungkin bisa mengambil nama tokoh. Bisa juga memberikan judul novelnya dengan misteri dengan satu tujuan. Membuat calon pembaca penasaran. Terakhir adalah simbol dan cirikhas. 


Meng-Edit
Kapan kamu bisa dikatakan selesai mengedit?
Kapan kamu tahu bahwa tulisanmu sudah cukup bagus?
Saya tidak tahu. Saya tidak yakin ada yang tahu.
Berdasarkan apa yang saya lakukan selama ini adalah, saya melakukan pekerjaan saya sebaik mungkin, memeriksa apa saya sudah mencapai sasaran (menyelesaikan apa yang saya mulai) lalu segera mengirimkan tulisan itu. Pertimbangkan apa yang Albert Einstein katakan “Segala sesuatu harus dibuat sesederhana mungkin, tapi jangan terlalu sederhana”
Kamu bisa membayangkan duduk di meja kerjamu dan ada puluhan naskah menumpuk yang harus kamu riview satu persatu. SE-TI-AP-HA-RI Jadi, memang persaingan menembus major publisher itu ketat, JENDRAL! Sekali naskah kamu tidak menarik editor, maka naskahmu tidak akan ditindak lanjuti untuk dicetak. Nah, untuk mengantisipasi itu, kita permak dulu naskah kamu.
Berikut saran saya bagi penulis pemula untuk naskahnya.
Jenis Huruf        : Calibri
Ukuran Huruf    : 12 pt
Spasi Paragraf    :  1,15
Margin                :  Standar
Ukiran Halaman :  A4
Jumlah Halaman :  Minimal 100
Jangan pernah sekali-kali berpikir untuk mengirim lewat email. Kemungkinan tidak terbacanya sangat besar. Dan banyak alasan lainnya yang membuat mengirim naskah pertama lewat email menjadi tidak menguntungkan untuk penulis dan penerbit.
Mencari Penerbit yang Cocok. 
Jadi, mencari penerbit juga ternyata sama seperti mencari jodoh. Harus benar-benar cocok dan klop dengan kriteria naskah kamu. Jika naskah kamu adalah mengincar segmen remaja dan sarat komedi, tidak pas jika mengirim ke elex media. So, tugas kamu selanjutnya adalah main ke toko buku dikotamu. Cari buku-buku yang senada dan sewarna dengan bukumu. Maksudnya senada dan sewarna adalah genre nya sama lalu juga tidak berbeda jauh. Nah, setelah menemukan buku yang seperti itu lihat cover bagian belakang. Dipojok kiri bawah ada info tentang penerbit.
Jika Anda membutuhkan solusi agar buku anda bisa segera terbit, Brili Agung bisa dikontak di

Email           : brili@inspiratoracademy.com
Instagram    :  @briliagung
HP/WA       :  087860751356
FB               :  https://www.facebook.com/BriliAgung/

                      ᴥαᴥαᴥ

Nah, bagaimana? Sudah siap meluncurkan karyamu kan? Semoga bermanfaat ya writers? Semoga rivew ini menjadi pengantar naskahmu kepenerbit.  👧



 



               
               


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sajen

SESAJI ============================== Ditulisan kali ini, aku tidak ingin membahas makna filosofis sesajen dari pandangan culture jawa maupun mitologi ya, karena aku bukan ahlinya ahli, intinya inti😁. Terlebih jika membahas hukum syari'atnya, hummmm pasti lain ceritaku. Sekali lagi, ku tak sanggup!!!. Jelas lah aku belum mampu membuat riset dan menjadikannya sebuah essay. Jadi cukup menceritakan eksperimen sederhana saja. 😊 . Alhamdulillah aku hidup disebuah desa yang masih lekat dengan budaya kejawennya. Ritual sesaji juga sepertinya masih berlangsung sampai sekarang. Hanya tidak seintens dulu. Nah ini yang aku tunggu. Sa jen. Aku mengintai lewatnya seorang pria dari kaca ruang tamu. Ia bernama mbah Suprat penyunggi sesaji. Begitu terlihat semakin dekat, aku memasang posisi maraton bersama teman-teman sebayaku. Kami langsung menyerbu isi tampah milik lelaki paruh baya itu. Mbah Suprat menyambutnya dengan senyum lebar nan ramah, lalu menurunkan tampahnya sampai ping...

EMBAHKU, IBUKU

***************************************** Sedekat apa hubungan kalian dengan embah? - Sosok embah dihidupku hampir lebih utama dibanding orang tua. Orang tuaku jauh. Sesekali saja mereka menjenguk. Sedih? Pasti. Tapi orang tuaku lebih tahu apa yang harus dilakukannya. Semua demi kebaikan anak-anaknya. Aku bersyukur. Embah tak hanya seorang nenek, tapi seorang ibu. Tidurku tak lepas dari dongeng legendarisnya. Do'anya membaluriku setiap saat. Ia senang menunjukkan kedermawanannya dihadapanku. Aku tahu itu sebuah nasehat yang tersirat. Nasehat untuk tidak menjadi kikir.  Nasehat untuk terus berbagi apapun keadaannya. Ketika menerima tamu, embah mengajariku menyuguhkan secangkir teh dengan benar. Mencium tangan orang yang lebih tua, memandang wajah ketika diajak bicara. Aku tahu, kesopan santunan sedang diterapkan padaku. Etika dan akhlakku dibentuk dari kebiasaan kecil itu.  Embahku adalah Ilmu. Hingga saat embah berpulang kepadaNya, aku begitu kehilangan. Malah bercam...

🐾 CARI danTAU 🐾

                    CARI dan TAU  Membaca bagian dari mengingat tapi menelaah bagian dari lalai .  Bersyukurlah atas ketidak puasan. Berterimakasihlah pada kerakusan. Sebab berkat dua hal itu manusia menikmati sensasi kehausan. Orang yang tidak berfikir merasa cukup hanya membaca kata "Bacalah". Menyudahi dengan mengabaikannya. Namun manusia berakal akan mengembangkan makna kata tunggal itu. Dia akan mencari kemungkinan-kemungkinan dengan segala macam tafsiran. Tidak cukup. Dia akan melebarkan tafsiran-tafsiran itu ke berbagai persepsi. . Sekian..😋✌️