Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2018

Hijrahkah aku?

Ha ha ha. Sebelumnya tertawai aku dulu yang telah berani menuliskan "kehijrahan" dalam keadaan tidak karuan.  Entah Akan menjadi lucu atau memalukan,  aku tidak peduli.  Aku hanya ingin beromong kosong ria saja sebentar. Aku sendiri tidak tahu imajinasi apa yang tiba-tiba masuk saat mendongak ke ventilasi atap. Terrekam sekelebat metamorfosaku dari awal smester sampai kini.  Aku sempat menjadi orang lain rupanya.  Aku memaksakan diri untuk mengukung kebebasanku dengan syari'at ketat,  sampai akhirnya aku benar-benar paham bahwa Islamku adalah Agama kemudahan. Aku sendiri yang mempersempit pengetahuan Tuhan dengan lingkaran berfikirku.  Aku sempat dirundung ketakutan jika akan berbuat banyak hal. Seolah Tuhan bukanlah maha pemurah lagi maha pemaaf. Saat aku berkata-kata, aku khawatir suaraku menjadi syahwat. Saat melupakan kaos kaki, aku sudah mengumbar aurat.  Masih banyak hal lain yang membuat dosa mengincarku dari jauh dan seolah menunggu kel...

Book better than internet

PERCUMA!! Lo baca buku tapi nggak tau maksudnya. Lo baca buku tapi nggak paham intinya. Lo baca buku ditanya planga-plongo. Lo baca buku cuma dibaca-baca doang. - *NGGAK ADA YANG PERCUMA* Okay? Fase yang lo jalani bukan sesuatu yang sia-sia. So terus coba membiasakan diri guys. Karena gue pernah berada dititik itu bahkan sampai sekarang. Ada beberapa bacaan yang harus gue buka 2-3 kali sampai nemu intinya. Disitulah tantangan membaca menurut gue. Semakin lo nggak paham, semakin lo tertantang memahamkan diri. Bila perlu tanya ke yang lebih paham. Jangan gengsi buat nanya. Karena disisi lain, banyak hal yang ternyata belum kita ketahui coy. Satu lagi. Jangan terlalu mengandalkan media sosial kayak Googling, searching, dan situs lain yang lo anggap valid. Ngomongnya sih media "sosial" tapi tanpa terasa bikin kita apatis juga sama lingkungan sekitar. Iya nggak? Ya gitu deh, diskusi sama layar android nggak seasyik tukar pikiran sama manusia. Terkadang dunia maya yang...

Khusnudzon

Sebagian orang sangat mudah memberi stigma buruk pada orang lain. Seandainya kita benar, tentu sampaikanlah dengan mau'idhotil hasanah. Maka dakwah kita akan diterima. Sampaikanlah dengan penuh hati-hati. Maka dakwah kita akan ditaati. Sebab, problem masyarakat begitu kompleks. Benar bahwa yang disampaikan adalah hukum Allah. Namun tidak lantas menuding  dan menentukan seberapa besar dosa mereka. Sedang kita tidak tahu seberapa luas hamparan dosa-dosa kita. Meski begitu, kewajiban untuk saling mengingatkan tetap dilakukan. Sekarang, mari kita lihat madhorot dari sudut pandang yang berbeda, agar tidak terlalu mudah menghakimi kesalahan. * tunjukkan padaku sebuah keburukan yang tidak mengandung kebaikan didalamnya, atau sebaliknya. Seseorang yang hendak membunuh tiba-tiba berhasrat untuk berzina, akibatnya dia tidak jadi membunuh. Benar bahwa zina adalah perbuatan tercela, tapi ia menjadi penghalang terjadinya pembunuhan. Pada sisi inilah zina mengandung unsur kebaikan *. (Dilan...

Kondisi Literasi

Menurut data OECD budaya membaca masyarakat Indonesia adalah terendah. Kemudian UNESCO melakukan penelitian pada anak-anak diseluruh negara, tentang rata-rata membaca anak disetiap tahunnya adalah, contoh beberapa. Eropa rata-rata 25 buku Jepang rata-rata 15-17 buku Singapore rata-rata15-17 buku Indonesia rata-rata 0 buku. Kemudian untuk tingkat SMA dinegara-negara maju, siswa tingkat SMA di wajibkan membaca buku-buku sastra. Tidak dengan Indonesia kecuali sekolah elite swasta. Kata Taufik Ismail ini TRAGEDI. Tragedi yang sudah berlangsung selama 63tahun lebih. Tragedi NOL MEMBACA. "Memunggungi buku begitu lama berarti memunggungi hampir semua khazanah kehidupan" -Sebuah bangsa besar tanpa adanya tradisi literasi hanya akan menjadi bangsa kelas teri. Perundung, pemaki, mudah diprovokasi, tanpa keluasan hati dan imajinasi. #Dinukil_dari_pidato_Duta_Baca_Indonesia

EMBAHKU, IBUKU

***************************************** Sedekat apa hubungan kalian dengan embah? - Sosok embah dihidupku hampir lebih utama dibanding orang tua. Orang tuaku jauh. Sesekali saja mereka menjenguk. Sedih? Pasti. Tapi orang tuaku lebih tahu apa yang harus dilakukannya. Semua demi kebaikan anak-anaknya. Aku bersyukur. Embah tak hanya seorang nenek, tapi seorang ibu. Tidurku tak lepas dari dongeng legendarisnya. Do'anya membaluriku setiap saat. Ia senang menunjukkan kedermawanannya dihadapanku. Aku tahu itu sebuah nasehat yang tersirat. Nasehat untuk tidak menjadi kikir.  Nasehat untuk terus berbagi apapun keadaannya. Ketika menerima tamu, embah mengajariku menyuguhkan secangkir teh dengan benar. Mencium tangan orang yang lebih tua, memandang wajah ketika diajak bicara. Aku tahu, kesopan santunan sedang diterapkan padaku. Etika dan akhlakku dibentuk dari kebiasaan kecil itu.  Embahku adalah Ilmu. Hingga saat embah berpulang kepadaNya, aku begitu kehilangan. Malah bercam...