Langsung ke konten utama

Aku dan DOSA berpura-pura

AKU DAN DOSA BERPURA-PURA
πŸŽ†πŸŽ†πŸŽ†πŸŽ†πŸŽ†πŸŽ†πŸŽ†πŸŽ†πŸŽ†πŸŽ†πŸŽ†πŸŽ†πŸŽ†πŸŽ†
Hati selalu bodoh menyimpan kebohongan sendirian!! Dia tak bisa memendam rahasia perasaan. Siapa yang membocorkan semuanya?
M. A. T. A. K. U
sungguh sebenarnya aku sangat tersiksa.
.
Ya Tuhan.... 
Jika aku mengingat jibril membelah dada Muhammad lalu di ambil hatinya, kemudian di basuh air surga, apa aku pantas berandai-andai atas peristiwa itu?  Wahai malaikat,  basuhlah segumpal darah di dadaku. Bila air surga terlalu jernih bagi manusia kelam sepertiku, maka bantulah aku merayu-rayu Tuhan demi hikmah dan hidayah. Sebab kalau bukan karena Allah, diriku ini sudah luluh lantah oleh kesakitan-kesakitan. Kalau sudah begitu, hancurlah aku.
.
Menahan air mata berlama-lama memang berimbas sesak.  Namun apa boleh buat? Lagi-lagi aku dipaksa kuat. Jika kamu bertanya,  apa benar sakitmu separah ini? Aku sendiri tak yakin. Sebab hasratku mencekat dalam hal menjahati. Buktinya, pernah suatu ketika seseorang menudingku dengan tuduhan-tuduhan keji. sumpah! Aku tak pernah melakukannya. Sampai kebenaran datang memberitahunya bahwa aku memang tidak bersalah. Beberapa lama setelah kebenaran itu terakui, dia kembali  meminta bantuan. Nuraniku malah merangkulnya lewat senyuman. Aku sambut dia dengan tangan terbuka. Uh uh uh....  Baiknya diriku.....
Cuih! Sok baik.
Aku dan rasa tersayat ini bersekongkol membujuk sengit padanya.  Bayangkan! Tiba-tiba harus tersenyum dalam kecewa. Harus asyik bercerita dalam luka. Apa-apaan ini? Terkungkung oleh kemunafikan spontanitas. Bahkan aku  tak mampu mengenali. Apakah ini kejahatan tersembunyi atau proses keikhlasan hati.
Tak ada yang lebih parah dari fitnah! 
Tapi juga tak ada kekuatan besar kecuali sabar--------
.
Adil.
Sangat manis bukan, ketika mendapat keadilan atas dasar kerelaan?. Namun apa yang terjadi padaku? melewati tentangan, tanpa boleh ada bantahan. Aku mengemis semiris-mirisnya. Demi hak,  demi keinginan. Akhirnya belas kasihan lah yang aku dapatkan.
Aku marah. Marah!! Apa gunanya nyali bila ciut begini saat berhadapan langsung dengan keadaan?
pengecut!!
Pecundang!!
Atau aku hanya nrimo ing pandum.
.
Berpijak di tanah dilematis tidak ada enak-enaknya. Terlebih jadi penopang kesalahan. Kesalahan yang masa bodoh,  berakar dari siapa. Aku dituntut ber lapang dada. Aku lah yang harus bertanggungjawab atas segalanya. Tapi aku sedikit bangga. Dalam hal ini,  akhlakku lah yang lebih di percaya. Aku sendirian. Membiarkan mereka tertawa di sela-sela kesedihanku. Aku sadar. Ternyata tak banyak manusia mengerti manusia lainnya. Terutama,  mereka yang hanya memikirkan rasa penasaran saja. Itu sebabnya aku tak berminat sembarang berbagi.
.
Mengapa aku jadi seperti ini?
Ini aku atau ilusiku?
Aku dan rasa terusik, di kejar dzolim, di ancam lalim. Apa yang sanggup aku perbuat? Memejamkan mata dan mengeluarkan air nya, ditengah malam. Dengan merapalkan istigfar sembari yakin, Tuhan pasti mengusap batinku. Innama'al 'usri yusro...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sajen

SESAJI ============================== Ditulisan kali ini, aku tidak ingin membahas makna filosofis sesajen dari pandangan culture jawa maupun mitologi ya, karena aku bukan ahlinya ahli, intinya inti😁. Terlebih jika membahas hukum syari'atnya, hummmm pasti lain ceritaku. Sekali lagi, ku tak sanggup!!!. Jelas lah aku belum mampu membuat riset dan menjadikannya sebuah essay. Jadi cukup menceritakan eksperimen sederhana saja. 😊 . Alhamdulillah aku hidup disebuah desa yang masih lekat dengan budaya kejawennya. Ritual sesaji juga sepertinya masih berlangsung sampai sekarang. Hanya tidak seintens dulu. Nah ini yang aku tunggu. Sa jen. Aku mengintai lewatnya seorang pria dari kaca ruang tamu. Ia bernama mbah Suprat penyunggi sesaji. Begitu terlihat semakin dekat, aku memasang posisi maraton bersama teman-teman sebayaku. Kami langsung menyerbu isi tampah milik lelaki paruh baya itu. Mbah Suprat menyambutnya dengan senyum lebar nan ramah, lalu menurunkan tampahnya sampai ping...

EMBAHKU, IBUKU

***************************************** Sedekat apa hubungan kalian dengan embah? - Sosok embah dihidupku hampir lebih utama dibanding orang tua. Orang tuaku jauh. Sesekali saja mereka menjenguk. Sedih? Pasti. Tapi orang tuaku lebih tahu apa yang harus dilakukannya. Semua demi kebaikan anak-anaknya. Aku bersyukur. Embah tak hanya seorang nenek, tapi seorang ibu. Tidurku tak lepas dari dongeng legendarisnya. Do'anya membaluriku setiap saat. Ia senang menunjukkan kedermawanannya dihadapanku. Aku tahu itu sebuah nasehat yang tersirat. Nasehat untuk tidak menjadi kikir.  Nasehat untuk terus berbagi apapun keadaannya. Ketika menerima tamu, embah mengajariku menyuguhkan secangkir teh dengan benar. Mencium tangan orang yang lebih tua, memandang wajah ketika diajak bicara. Aku tahu, kesopan santunan sedang diterapkan padaku. Etika dan akhlakku dibentuk dari kebiasaan kecil itu.  Embahku adalah Ilmu. Hingga saat embah berpulang kepadaNya, aku begitu kehilangan. Malah bercam...

🐾 CARI danTAU 🐾

                    CARI dan TAU  Membaca bagian dari mengingat tapi menelaah bagian dari lalai .  Bersyukurlah atas ketidak puasan. Berterimakasihlah pada kerakusan. Sebab berkat dua hal itu manusia menikmati sensasi kehausan. Orang yang tidak berfikir merasa cukup hanya membaca kata "Bacalah". Menyudahi dengan mengabaikannya. Namun manusia berakal akan mengembangkan makna kata tunggal itu. Dia akan mencari kemungkinan-kemungkinan dengan segala macam tafsiran. Tidak cukup. Dia akan melebarkan tafsiran-tafsiran itu ke berbagai persepsi. . Sekian..πŸ˜‹✌️