Aku sedang memandangi cincin bermata biru dijari manisku. Mata biru permintaanku. Aku kurang suka dengan sesuatu yang terlalu polos. Sudah lama aku mendamba cincin manis itu di hari penentuan dan sudah seminggu yang lalu cincin ini mengikat kesetiaanku. Bahagiaku seperti menyentuh bunga musim semi di negeri sakura. Indah sekali. Bisa dibilang hari-hariku merah jambu setelahnya. Aku sangat bersyukur hingga berjanji menjaga segalanya. Menjalin hubungan baik tanpa luka. Sebelumnya, aku lebih egois menyikapi hubungan kami. Namun sejak itu, aku banyak mengalah, mengerti, bahkan meminta maaf meski benar. Aku hanya ingin menunjukkan bahwa kriteria pendamping terbaik ada padaku. Membuatnya bangga memilikiku adalah do'a sepanjang waktu. Tapi kenyataan belum berkehendak demikian. 🍂🍂🍂🍂🍂 ...