Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Sajen

SESAJI ============================== Ditulisan kali ini, aku tidak ingin membahas makna filosofis sesajen dari pandangan culture jawa maupun mitologi ya, karena aku bukan ahlinya ahli, intinya inti๐Ÿ˜. Terlebih jika membahas hukum syari'atnya, hummmm pasti lain ceritaku. Sekali lagi, ku tak sanggup!!!. Jelas lah aku belum mampu membuat riset dan menjadikannya sebuah essay. Jadi cukup menceritakan eksperimen sederhana saja. ๐Ÿ˜Š . Alhamdulillah aku hidup disebuah desa yang masih lekat dengan budaya kejawennya. Ritual sesaji juga sepertinya masih berlangsung sampai sekarang. Hanya tidak seintens dulu. Nah ini yang aku tunggu. Sa jen. Aku mengintai lewatnya seorang pria dari kaca ruang tamu. Ia bernama mbah Suprat penyunggi sesaji. Begitu terlihat semakin dekat, aku memasang posisi maraton bersama teman-teman sebayaku. Kami langsung menyerbu isi tampah milik lelaki paruh baya itu. Mbah Suprat menyambutnya dengan senyum lebar nan ramah, lalu menurunkan tampahnya sampai ping...
Berproseslah seperti kupu-kupu. Sebelum memukau, dia menjauh dari keramaian. Orang tidak perlu tahu seberat apa usahanya untuk tampil mempesona.. - Karena hidup juga seperti metamorfosis kupu-kupu. Saat posisimu sebagai ulat dan kepompong, banyak orang ingin menjauhi bahkan menyingkirkanmu. Tapi saat kamu memiliki segala keindahan, mereka berusaha mencarimu kesegala arah meski sulit menjangkaunya.